Kamis, 24 November 2011

BIOGRAFI TUANKU IMAM BONJOL

BIOGRAFI  TUANKU IMAM BONJOL

Lahir di BONJOL,PASAMAN,SUMATERA 1772
Wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di LOTAK PINELENG,MINAHASA 6 November 1864 adalah salah seorang ulama,pemimpin dan pejuang yang berperang melawan belanda,peperangan itu dikenal dengan nama perang paderi di tahun 1803-1837.
Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973,tanggal 6 November 1973
NAMA GELAR
Nama asli dari TUANKU IMAM BONJOL adalah MUHAMMAD SHAHAB,yang lahir di Bonjol,Pasaman,Sumatera Barat tahun 1772. Sebagai ulama dan pemimpi masyarakat setempat,ia memperoleh beberapa gelar,yaitu : PETO SYARIF,MALIN BASA dan TUANKU IMAM. Tuanku nan renceh dari Kamang sebagai salah seorang pemimpin dari harimau nan salapan adalah yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi kaum paderi di Bonjol. Ia akhirnya lebih dikenal dengan sebutan TUANKU IMAM BONJOL.

1.  PERANG PADERI
Perang besar ini terjadi di Minangkabau (Sumatera Barat) antara tahun 1803-1837. Meletusnya perang ini berawal dari perubahan social di kawasan itu pada abad ke-20. Ketika itu,berdatanglah orang  Minang dari Mekah seusai menunaikan ibadah haji. Orang-orang ini membawa pandangan baru,yang dijiwai faham Wahabi. Mereka mencita-citakan kehidupan masyarakat yang bersih dari segala bentuk penyimpangan terhadap ajaran Alquran. Mereka pun melancarkan gerakan memurnikan kehidupan masyarakat Minang. Kebiasaan berjudi,menyabung ayam,berpesta pora diberantas. Para pembaharu ini kemudian dikenal sebagai Kaum Paderi.
2.  LATAR BELAKANG PERANG
Pandangan baru yang dibawa Kaum Paderi disambut secara positif maupun negative. Kebanyakan ulama yang telah lama berkecimpung dalam penyiaran agama beserta beberapa kepala negeri menerima baik itikad mereka. Namun di lain pihak,Kaum Adat menolak usaha pembaruan itu. Mereka tidak menghendaki terganggunya adat kebiasaan lama yang telah sekian lama berakar dalam kehidupan masyarakat. Muncullah ketegangan antara Kaum Paderi dengan Kaum Adat. Masing-masing berupaya menanamkan pengaruhnya pada masyarakat.
Konflik tersebut makin lama meningkat menjadi bentrokan senjata. Bentrokan ini terjadi di berbagai tempat sehingga meletuskan perang saudara. Pusat kekuatan Kaum Paderi berada di Bonjol atau Alam Panjang. Di tempat ini dibangun benteng yang cukup besar dan kuat. Pemimpin Paderi di wilayah ini adalah Muhammad Syahab atau Pelo (Pendito) Syarif,yang kemudian dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol. Tokoh Paderi lainnya antara lain adalah Tuanku Mudik Padang,Tuanku nan Cerdik,dan Tuanku Tambusi (Tambusai).
Selama berlangsungnya perang saudara,Kaum Adat pernah meminta bantuan pihak asing. Ketika Inggris masih berkuasa,mereka memohon campur tangan Raffles. Tindakan serupa mereka lakukan juga saat Belanda kembali berkuasa.
Bagi pemerintah kolonial Belanda,permohonan bantuan itu merupakan kesempatan menduduki Sumatera Barat. Perlu diketahui,memang Belanda telah memegang kuasa atas wilayah itu,namun baru secara formal saja (de jure),belum dalam arti sebenarnya (de facto). Pada tanggal 10 februari 1821,diadakanlah perjanjian antara Residen de Puy dengan Tuanku Suruaso beserta 14 Penghulu Adat. Delapan hari kemudian,sesuai dengan kesepakatan perjanjian,pasukan Belanda menduduki beberapa daerah di Sumatera Barat. Peristiwa ini menandai mulainya Perang Paderi.
3.  JALANNYA PERANG
Jalannya Perang Paderi dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berlangsung antara 1821-1825. Masa ini ditandai oleh perlawanan Kaum Paderi di seluruh Minangkabau. Meraka melakukan serangan ke pos-pos tentara Belanda di Sumawang,Sulit Air,Rau,Enam Kota,dan Tanjung Alam.
Kemudian komandan militer Belanda di Padang,Letnan Kolonel Raff,berencana mengadakan perundingan dengan Kaum Paderi. Keberhasilan usahanya mendekati kaum itu di Bonjol membuahkan perundingan perdamaian pada tanggal 22 Januari 1824.
Perundingan itu sebetulnya dimaksudkan Belanda untuk menunda waktu pertempuran agar dapat memperkuat diri. Pada kenyataanya,tidak lama kemudian pasukan Belanda melancarkan serangan ke beberapa wilayah. Tindakan ini menimbulkan kemarahan Kaum Paderi di Bonjol. Serangan balasan dilancarkan ke kedudukan Belanda di Tanah Datar dan Suruaso.
Pada tahun 1825,meletuskan pemberontakan di Jawa di bawah pimpinan Diponegoro. Untuk menghadapi pemberontakan itu,Belanda harus menarik pasukannya dari Sumatera Barat. Agar kemelut di Minangkabau dapat diredam,Kolonel Stuers pun menawarkan perundingan perdamaian. Perundingan terjadi pada tanggal 15 November tahun 1825 di Padang. Dalam perundingan itu Belanda mengakui kedaulatan Kaum Paderi di beberapa tempat di Minangkabau.
Setelah pemberontakan di Jawa dipadamkan,sejak bulan Juli tahun 1830,Belanda mendirikan pos-pos penjagaan di Minangkabau. Tindakan ini membangkitkan kembali perlawanan Kaum Paderi. Perang Paderi memasuki bagian kedua,yang berlangsung tahun 1830-1837. Salah satu pertempuran yang seru terjadi di Mengopo. Pasukan Kaum Paderi dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol bersama dengan Tuanku nan Cerdik. Pertempuran tersebut meminta banyak korban di kedua belah pihak.
Sementara itu,Van de Bosch,gubernur jenderal ketika itu,ingin secepatnya memadamkan perlawanan Kaum Paderi. Pada tahun 1832,didatangkanlah bala bantuan tentara ke Padang. Ikut serta pula pasukan Sentot Ali Basyah Prawirodirjo. Berkat bantuan militer dari Jawa ini,pasukan Belanda bertambah kuat. Sebaliknya,kedudukan Kaum Paderi semakin terdesak. Walapun demikian,mereka tetap melancarkan serangan ke kubu pertahanan Belanda. Misalnya,serangan yang dipimpin Tuanku Tambusi ke benteng Belanda di Amerogen dan serangan yang dipimpin oleh Tuanku Demasiang ke pos Belanda di Gubuk Sigandang.
Baru pada akhir tahun 1834,Belanda dapat memusatkan kekuatan pasukannya untuk menaklukkan Bonjol. Pasukan yang besar disiapkan untuk menyerang tempat itu. Secara perlahan dan susah payah pasukan Belanda bergerak maju dan mulai menutup jalan-jalan penghubung Bonjol dengan daerah lain. Kedudukan semakin terjepit. Pada tanggal 16 Juni 1835,benteng Bonjol mulai ditembaki meriam. Meskipun sulit,pasukan Paderi tetap melawan. Selama tahun 1836,benteng Bonjol belum juga dapat direbut.
Pada tanggal 10 Agustus 1837,Tuanku Imam Bonjol menyatakan kesediaan untuk berunding. Karena tidak terjalin kesepakatan,pecah lagi pertempuran dua hari kemudian. Setelah mati-matian dipertahankan,benteng Bonjol jatuh pada tanggal 21 September 1837. Meskipun berhasil meloloskan diri,akhirnya Tuanku Imam Bonjol dapat ditawan. Ia dibuang ke Cianjur,lalu ke Ambon,dan dipindahkan lagi ke Manado.
Sementara itu,Tuanku nan Alahan,Tuanku Tambusi,dan Tuanku nan Cerdik tetap melakukan perlawanan. Akhirnya Tuanku nan Alahan menyerah sebulan setelah Bonjol jatuh. Penyerahan ini menandai berakhirnya Perang Paderi.
4.  PENANGKAPAN DAN PENGASINGAN
Setelah datang bantuan dari Batavia,maka Belanda mulai melanjutkan kembali pengepungan,dan pada masa- masa selanjutnya,kedudukan Tuanku Imam Bonjol bertambah sulit,namun ia masih tak sudi untuk menyerah kepada Belanda. Sehingga sampai untuk ketiga kali Belanda mengganti komanda perangnya untuk merebut Bonjol,yaitu  sebuah negeri kecil dengan benteng dari tanah liat yang disekitarnya,dikeliling oleh parit-parit. Barulah pada 16 agustus 1837,Bonjol dapat dikuasai setelah sekian lama dikepung.
Dalam bulan oktober 1837,Tuanku Imam Bonjol diundang di Palupuh untuk  berunding. Tiba ditempat itu langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur,Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak,Minahasa,dekat Manado. Ditempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan ditempat pengasingannya tersebut.
5.  PENGHARGAAN
Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dapat menjadi apresiasi akan kepahlawannya dalam menentang penjelajahan,sebagai penghargaan dari pemerintahan Indonesia yang mewakili rakyat Indonesia pada umumnya,Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November 1973.
Selain itu nama beliau juga hadir di ruang public  bangsa sebagai nama jalan,nama stadion,nama universitas,bahkan pada lembaran Rp 5.000 keluaran Bank Indonesia 6 November 2001.

CONTOH TOKOH NASIONAL LAINNYA
1.   TUANKU TAMBUSI             2. LETNAN KOLONEL RAFF
           


3.  VAN DE BOSCH                 4. SENTOT ALI BASYAH
               
                               






Who (siapa TUANKU IMAM BONJOL) ? 
 Nama asli dari TUANKU IMAM BONJOL adalah MUHAMMAD SHAHAB. Tuanku Imam Bonjol adalah seorang pejuang,pahlawan nasional, salah seorang ulama,pemimpin dan pejuang yang berperang melawan belanda,peperangan itu dikenal dengan nama perang paderi di tahun 1803-1837.
2.  Where ( dimana dia dilahirkan,diwafatkan,& nama beliau  hadir ) ?
lahir di Bonjol,Pasaman,Sumatera Barat tahun 1772,wafat dalam pengasingan,dimakamkan di LOTAK PINELENG,MINAHASA 6 November 1864,dan di ruang public  bangsa sebagai nama jalan,nama stadion,nama universitas,bahkan pada lembaran Rp 5.000 keluaran Bank Indonesia 6 November 2001.
3.  What ( apa nama gelar & penghargaan TUANKU IMAM BONJOL) ?
Nama gelar TUANKU IMAM BONJOL,yaitu : PETO SYARIF,MALIN BASA dan TUANKU IMAM, penghargaan dari pemerintahan Indonesia yang mewakili rakyat Indonesia pada umumnya,Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November 1973.

Sabtu, 12 November 2011

TATA CARA MENGGUNAKAN TELEPON

A. ETIKA BERTELEPON

Etika bertelepon ialah tata cara atau aturan-aturan yang baik mengenai cara menelepon.
ETIKA BERTELEPON YANG HARUS DIPERHATIKAN SECARA UMUM,ANTARA LAIN :
1. Mengangkat dengan segera bila telepon berdering.
2. Memperkenalkan diri terlebih dahulu bila menerima atau menghubungi seseorang melalui telepon.
3.Menggunakan bahasa yang formal,baik,sopan,dan,tepat.
4. Menyapa penelepon dengan sebutan ibu atau bapak.
5. Berbicara dengan jelas,ramah,dan menyenangkan.
6. Bertanya dengan bijaksana.
7. Mencatat pesan atau pembicaraan.
8. Mengucapkan terima kasih dan salam pada bagian akhir pembicaraan.
9. Meletakkan gagang telepon dengan pelan.
ETIKA BERTELEPON HARUS DIPERHATIKAN SECARA KHUSUS,ANTARA LAIN :
1. Sebaiknya menggunakan bahasa yang resmi,terutama kepada orang yang belum akrab atau belum mengetahui identitas orang yang berbicara di telepon.
2. Tidak berbicara dengan orang lain selagi berbicara di telepon.
3. Tidak berbicara sambil makan sesuatu atau mengunyah permen.
4. Berbicara tidak terlalu banyak basa-basi.
5. Tidak berbicara dengan nada kasar apalagi membentak.
6. Janganlah berbicara dengan nada memerintah.
7. Jangan membiarkan penelepon menunggu terlalu lama,tanpa penjelasan,hanya terdengar bunyi musik.
8. Tidak mentransfer berkali-kali apalagi ditransfer ke alamat yang keliru.
9. Nada dan intonasi tidak terkesan malas atau tidak ramah.
10. Sampaikanlah pesan kepada orang yang dituju penelepon.


Bahasa ketika bertelepon harus santun pula,artinya meskipun kita telah mengenal dekat orang yang menelepon tetapi ketika bertelepon harus sopan,hormat,tidak menggunakan kata-kata yang kurang baik atau memanggil dengan sebutan yang tidak pada tempatnya atau tidak pantas (sekalipun maksudnya hanya bercanda).


Ciri orang yang profesional ialah mampu mengendalikan diri,termasuk mengendalikan emosi berupa rasa kesal. Ketika seseorang bertelepon,apa yang dikatakan dan bagaimana sikap yang muncul,mencerminkan kepribadiannya.


Hal lain yang harus diperhatikan ketika bertelepon ialah tidak berbicara dengan orang lain (kecuali telekonferensi).


Pada saat bertelepon,selain penggunaan bahasa harus efektif dan efisien,maka intonasi suara pun harus diperhatikan. Kata-kata diucapkan secara jelas,tekanan pada kata-kata yang penting. Volume suara (rendah dan nyaringnya). Nada suara tidak boleh datar (perhatikanlah jeda antarkata).

B. CARA MENANGANI TELEPON

Cara menangani telepon harus bersikap menyenangkan,efektif,dan efisien,karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kredibilitas atau tingkat keterpercayaan terhadap perusahaan
CARA MENANGANI TELEPON ADA DUA MACAM,YAITU :
1. Respon untuk panggilan (incoming calls).
2. Melakukan panggilan (outgoing calls).
HAL-HAL UMUM YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MENERIMA TELEPON.
a. Mengangkat gagang telepon sesegera mungkin. Bila dering telepon sudah berbunyi dua kali,namun belum ada yang mengangkat,maka si penelepon akan merasa kesal dan bertanya-tanya mengenai keadaan tempat yang di hubunginya.
b. Telepon yang berasal dari saluran langsung,tidak melalui operator,berbeda penanganannya dengan telepon yang berasal dari saluran tidak langsung.
c. Gunakanlah bahasa yang resmi,komunikatif (maksudnya jelas,dapat dipahami,singkat,dan tepat).
d. Apabila orang yang dikehendaki oleh si penelepon berada di tempat,secepatnya dihubungikan kepada yang ditujunya. Bila orang yang dikehendakinya tidak berada ditempat,tanyakanlah apakah dapat dibantu,apakah keperluannya,apakah pesannya.
e. Apabila telepon salah sambung,jelaskan dengan ramah bahwa yang bersangkutan salah sambung.
f. Bila penelepon akan menghubungi pimpinan,maka ada hal atau cara tertentu yang harus diperhatikan yaitu kita harus bertanya berlebih dahulu perihal identitas si penelepon. Namanya,asal kantor atau perusahaan,apa keperluaannya,kemudian secepatnya memberitahukan pimpinan.
g. Bersikaplah sopan,ramah,hangat,dan akrab,karena sifat dan sikap kita akan terpantul melalui nada suara.
HAL-HAL YANG KHUSUS YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MENERIMA TELEPON,YAITU :


a. Mengangkat gagang telepon dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanan memegang alat tulis serta kertas berisi lembar pesan telepon (LPT) yang biasa tersedia,untuk mencatat hal yang penting.
b. Menyampaikan salam seperti selamat pagi,selamat siang,selamat petang. Menyapa penelepon dengan sebutan ibu atau bapak. Meskipun penelepon orang yang sudah dikenal namun tetap kita harus menyampaikan salam dan menyapanya dengan hormat sesuai dengan etika bertelepon.
c. Menyebutkan identitas diri,kantor atau perusahaan.
d. Mencatat hal-hal penting dalam lembar pesan telepon (LPT).
e. Bila penelepon kurang jelas,jangan sampai menyebutkan kata apa,hah,heh,karena hal itu tidak sopan. Sebaiknya mohon kepada penelepon agar mengulangi lagi maksudnya atau kita sendiri mengulang kembali maksudnya (konfirmasi).
f. Jika penelepon belum memberitahukan identitasnya,mintalah agar penelepon menyebutkan identitas dengan jelas dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
g. Usahakanlah menerima telepon dengan bersemangat meskipun pekerjaan menumpuk,jangan sampai suara terdengar lesu.
h. Jika penelepon terdengar tidak ramah,atau bermaksud mengadu,tanganilah dengan cara profesional. Tetap tenang,kendalikan diri,berbicara dengan sabar,bijaksana,namun tegas.
i. Mendengarkan dengan seksama apa yang diinginkan penelepon (jadilah pendengar yang baik).
j. Menjawab setiap pertanyaan dengan jelas,singkat,dan tepat.
k. Menyebut nama penelepon dengan tepat,jangan sampai keliru. Karena salah satu ciri akrab dan perhatian ialah menyebut nama orang dengan tepat.
SIKAP DALAM PELAYANAN EFEKTIF SEBAGAI SEORANG PENERIMA TELEPON YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH 7C,YAITU :
1) CARING
Memperhatikan,mendengarkan dan mencatat masalah konsumen atau penelepon.
2) COMMITED
Merasa terikat dengan organisasi,tidak melemparkan permasalahan kepada orang lain dengan alasan bukan tugas atau urusan atau masalah pribadi.
3) CONFIDENT
Penuh keyakinan dalam mengatasi masalah. Penerima telepon tidak boleh bersikap merendahkan diri sendiri.
4) CONSIDERATE
Bersahabat,menolong,dan mengerti emosi penelepon.
5) CONTROLLLED
Tidak terbawa emosi pada saat penelepon mengungkapkan kekecewaan (marah). Tetap bersikap untuk selalu membantu dalam mengatasi masalah penelepon.
6) CREATIVE
Mampu menemukan cara-cara yang baik dalam menerima telepon.
7) CONTAGIOUS
Bersikap gembira,antusias,sejuk damai pada penelepon.


Ketika menerima telepon,usahakanlah menerima dengan baik atau phonogenic. PHONOGENIC adalah suara yang baik dalam bertelepon atau menerima telepon,yaitu suara yang memberi kesan santun,bersahabat,ramah,dan penuh perhatian.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN MENERIMA TELEPON,YAITU :
1) Pesawat telepon
2) Kalender meja
3) Jam dinding
4) Alat tulis,seperti pensil,ballpoint
5) Lembar pesan telepon (LPT)
6) Daftar nomor telepon ekstention internal
7) Buku daftar telepon masuk


1) PESAWAT TELEPON                                     2) KALENDER MEJA                            
3) JAM DINDING                         4) ALAT TULIS : PENSIL & BALLPOINT          


                
PERSIAPAN MENELEPON,YAITU :
a. Siapkan nomor telepon yang hendak dituju,perhatikan bahwa telepon sudah tepat.
b. Siapkan peralatan menulis berupa kertas dan ballpoint.
c. Catatlah hal-hal pokok yang akan disampaikan kepada pihak yang dituju.
PELAKSANAAN MENELEPON,YAITU :
 a. Memutar atau menekan nomor telepon yang dituju dengan tepat sesuai dengan dimaksud. Peganglah gagang telepon dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang alat tulis dan kertas yang telah disiapkan (kertas atau blok note).
b. Bila ada kesalahan menelepon,misal salah sambung,segeralah minta maaf.
c. Bila telah tersambung penelepon harus memberikan salam dan menyebutkan identitas diri.
d. Mengemukakan maksud dan tujuan menelepon secara jelas,singkat,dapat dipahami,dan tepat.
e. Mencatat hal-hal yang penting.
f. Mengakhiri pembicaraan dengan ucapan terima kasih dan salam.
g. Meletakkan gagang telepon dengan pelan.


Ketika menerima telepon atau menelepon seorang petugas telepon harus dapat menyampaikan informasi secara singkat,padat,dan jelas.


C. MENCATAT PESAN TELEPON

Oleh karena itu,untuk mempermudah komunikasi,setiap tempat telepon di kantor harus disediakan pula alat tulis dan lembar pesan telepon (LPT),untuk mencatat pesan telepon.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA MENCATAT PESAN YAITU :
1. Mencatat tanggal,waktu,nama lengkap penelepon,nama perusahaan,nomor telepon,isi pesan untuk pimpinan,tanda tangan penerima telepon.
2. Memindahkan segera lembar pesan telepon (LPT).
3. Meletakkan pesan telepon di atas meja orang yang dituju atau di atas meja pimpinan agar mudah terlihat.
4. Meletakkan pesan telepon pada tempatnya kembali.
CARA MENCATAT ISI PESAN,YAITU :
1. Jika pesan yang disampaikan panjang,tulislah inti atau pokok pembicaraannya saja. Kalimat utama dicatat sedangkan kalimat penjelasannya tidak perlu dicatat.
2. Diulangi kembali isi pesan (konfirmasi),garis besarnya saja,supaya terhindar dari kesalahan.
3. Pesan dapat dibuat berupa bagan agar lebih praktis.

D. MENANGANI MASALAH HAMBATAN BERTELEPON.

Meskipun seorang pegawai telah berupaya memenuhi kriteria tersebut di atas,namun hambatan atau gangguan ketika bertelepon kadang-kadang terjadi.
ADA DUA FAKTOR PENGHAMBAT KETIKA BERTELEPON,YAITU :
1. Faktor alat
2. Faktor pengguna telepon


Faktor alat,maksudnya hambatan terjadi karena peralatan telepon tidak berfungsi dengan baik. Hal seperti ini dapat berupa : suara berisik,suara timbul tenggelam,suara mengecil,tidak terdengar nada kontak,nada sambung tidak terdengar,sambungan terputus ketika berbicara.


Faktor pengguna telepon,maksudnya orang yang menggunakan telepon,baik penerima telepon maupun penelepon bersikap kurang baik seperti,berbicara sambil makan,meninggalkan telepon sambil berbicara kepada orang lain atau berbicara kepada pihak ketiga,desah nafas keras,berbicara kurang baik atau kotor,sambil bersenda gurau yang keterlaluan,berbicara dengan kepala bergerak kekanan dan kekiri,letak gagang telepon ketika berbicara terlalu ke atas atau ke bawah.

Kamis, 03 November 2011

THE KING'S SPEECH


King George VI (Colin Firth), known as "Bertie" to his wife (Helena Bonham Carter) and soon to be friend Lionel Logue (Geoffrey Rush), speaks with a debilitating stammer. One of the most powerful people in the world and he can hardly carry on a face-to-face conversation. After his brother King Edward VIII steps down from the monarchy, George is to take his place. The mantle of the entire British Empire is thrust upon a man who can barely string together a sentence.
The year is 1939, and Britain is on the brink of war with Germany, the Nazis, and Hitler. King George VI is supposed to address millions of people worldwide on live radio. The speech has been written for him, but will he be able to deliver it without making a fool of himself in front of the entire world? Can he summon the power and respect of his title and deliver the reassuring and commanding words his people need to hear?
That's where Lionel Logue comes in. He's a speech therapist, and George goes to see him out of desperation. He grew up with this stammer and it won't go away. He's tried every sort of therapist and doctor out there and no one can cure him of his stutter.
Logue is a different kind of teacher. Along with the mechanics of speech, Logue also wants to delve into George's past. There must be a psychological reason he's got this speech impediment. There must be something in his past that made this happen.
Even though much of the movie is about George's stammer and Logue helping him overcome it, the movie really isn't about that at all. Here is a king, ruler of a quarter of the world's population at the time, and he has zero confidence. Then he meets a confident common man who helps him find the confidence he's been searching desperately for. A king finds friendship and a lifelong companion in an everyday subject of sorts.
'The King's Speech' walked away from this year's Oscars with a bucket full of golden statues, including Best Director, Best Actor, and even Best Picture. Do I personally think it was the best movie of 2010? No, I don't think so. It's a touching movie, with some very moving direction and some brilliant acting from Firth and Rush, but I don't think that it was the best film of the year.
Still, 'The King's Speech' is a movie that sheds light on a little known story about one of the most famous kings of England. The scenes that Firth and Rush share are electric. They have some of the best chemistry I've ever seen on screen. Not only are they devastatingly emotional with each other, they're also insanely quick-witted. 'The King's Speech' is much funnier than I could have ever imagined.
There are many memorable moments here, from George trying his best to stand up to his brother Edward, to the final scene where he walks toward the radio microphone for his wartime address, like he's walking to his own execution. In the end though, this is a story about two men who should never even known each other, but by fate were thrown together and became lifetime friends. There's a lot of stammering in 'The King's Speech,' but ultimately it's about the power of friendship.





A Very Brief Plot Synopsis

Prince Albert (known to the family as "Bertie") is the younger son of King George V. His older brother David assumes the throne as Edward VIII when their father dies. Edward VIII takes up with an American divorcee named Wallace Simpson. Scandal ensues. Edward VIII chooses love over duty and abdicates the throne. Obviously Bertie is next in line and has no say in the matter. Like it or not, he must take his brother's place.
There's only one problem. Bertie suffers from a major stuttering problem. It's painful to watch  him try to address the public. He stutters in private as well, but not nearly as badly.
Bertie's sage and devoted wife Elizabeth (the Queen Mother) takes matters into her own capable, no-nonsense hands. She finds an unorthodox speech therapist named Lionel Logue to help her beloved Bertie.
The movie centers on the therapeutic, but often contentious relationship between Bertie and Lionel. Now, even it only chronicled their budding friendship, the film would stand well on its own. But Bertie is anything but one-dimensional. Through his sessions with Logue we get to know him and understand him as a man as well as a monarch.

More British Royalty -- Henry VIII Goes Wild





5 Reasons to Love this Movie

1. History. Aside from watching every episode of "The Tudors" I must confess I have forgotten most of what I learned about British royal history in high school. As such, I knew the name "Prince Albert' (of phony phone calling fame -- "Do you have Prince Albert in a can? Let him out!!" Ha ha) but not much else about him. I had no idea he stuttered. Nor did I realize he was the father of Queen Elizabeth and married to the Queen Mother.
I did know about some king abdicating for the love of some lady named Mrs. Simpson. Was not aware this was Albert's older brother, tho.
So boning up on my royal family history and what was going on in England right before Hitler's rise to power was a nice bonus for me.
2. Costumes. One of the main reasons I adore period dramas is the clothing. How people dress tells a lot about society at the time. "The King's Speech" is set in an elegant time. Top hats and tails for the gentlemen (or Navy uniform, complete with epaulettes and medals) and fur-collared coats for her majesty. Even after ascending the throne, Albert/George VI and Elizabeth don't walk around wearing crowns. They are very much refined yet understated -- the 1930s equivalent of the current royal family.
Now that's what I call true love. Elizabeth and Bertie. 
 
 
. Friendship. When you realize just how isolated royals are, the idea that Bertie actually forms a friendship with Lionel Logue is actually a miracle. The path to friendship is a bumpy one. Lionel must earn his patient's trust. Bertie must give himself permission to let down his guard. Lionel is a master at what he does. He doesn't give an inch, nor does he treat Bertie like anything but his patient. This is is what wins Bertie over in the end.
The scenes between Colin Firth and Geoffrey Rush are the most entertaining in the film. You'll laugh out loud at Lionel's snappy one-liners, the "physical" therapy Bertie must endure, and the back-and-forth that runs the gamut of emotions (not unlike a "real" friendship).
Oh yes. If you've ever wondered whether monarchs curse, the answer is a definite, "yes!" And it's hilarious!